Wahana Pendidik
Sabtu, 23 Juli 2016
HAKEKAT GURU YANG SUKSES
Lewat tengah malam, dari atas bukit, Salahuddin Al Ayyubi memperhatikan tenda pasukannya. Sebagian samar-samar diterangi lentera dan ada yang telah terselimuti gelap. Pada pagi hari saat pasukan berbaris siap ke medang perang, Salahuddin berteriak lantang, “Siapa yang tak shalat Tahajud, tak usah ikut perang!”
Pada hari itu, Kota Jerusalem jatuh ke tangan Salahuddin Al Ayyubi. Mengapa Tahajud jadi ukuran? Inilah pendidikan model Rasulullah SAW yang akhirnya ditiru dan diterapkan para sahabat. Tahajud memang jadi pengingat diri. Pada saat perang, menegakkan Tahajud sungguh amat berat. Siapa yang bisa menegakkannya, itu tanda dia bisa menguasai diri.
Siapa yang tak mampu menguasai diri, bila menang perang, mereka jadi bangga diri. Mereka terjebak makna sukses yang semu. Seolah itu hasil jerih payah mereka. Bila kalah, mereka kecewa dan putus asa. Bahkan, menyalahkan Allah SWT karena tak mau membantu. Maka, menang atau kalah, cara itu tak punya nilai di hadapan Allah SWT.
Ukuran sukses memang berbeda. Banyak orang tergila-gila, hingga sukses pun dikejar hingga ke ujung dunia. Namun tanyalah, apa itu sukses? Bagi seorang Mukmin, tujuan puncak atau pencapaian akhir adalah meraih cinta dan ridha Allah SWT. Firman Allah SWT, “Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah; itulah keberuntungannya yang paling besar.” (QS al-Maidah: 119). Meraih ridha Allah SWT, itulah makna kesuksesan yang hakiki.
Jadi guru, bisakah mengantarkan kita pada kesuksesan? Bisakah menjadi guru dianggap jalan menuju sukses? Guru dikatakan sukses bukan karena dia menggenggam kesuksesan dunia (harta, takhta, popularitas, penghargaan, jabatan). Namun, bisakah dia mengantar murid-muridnya mengenal Allah. Murid yang kenal Allah, mereka akan menjadi orang berhasil karena takwa. Ilmunya bermanfaat dan akhlaknya menenteramkan masyarakat.
Kesuksesan guru di panggung dunia bisa menimbulkan rasa sombong, lupa diri, menganggap diri orang paling hebat. Dampaknya, orang lain pun bisa terpancing untuk merasa cemburu, dengki, dan marah atas capaian kesuksesan tersebut. Jangan terlena dengan kesuksesan di dunia. Karena, panggung kehidupan belum tutup layar sampai kita wafat dan mempertangungjawabkan kesuksesan dunia yang pernah diraih.
Firman Allah SWT, “Dan, tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan, sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS al-Ankabut: 64). Sukses meraih dunia, apakah jaminan untuk meraih kesuksesan yang abadi di akhirat kelak?
Seorang guru hendaknya sibuk melakukan 'koreksi diri'. Menjadi guru adalah jalan untuk mengabdi kepada Allah SWT (QS adz-Dzariyat: 56). Setiap desah napas kehidupan diisi dengan amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jika jalan menjadi guru karena cara curang, apakah Allah SWT akan ridha? Jika menjalani profesi guru tanpa dedikasi dan tanggung jawab, akankah turun ridha Allah SWT? Jika mendidik anak tak ikhlas dan dipandu hawa nafsu, mungkinkah pertolongan Allah SWT datang saat guru menghadapi kesulitan?
Hadirkanlah Allah SWT dalam niat dan ikhtiar terbaik mendidik murid-murid. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Jangan terjebak dengan kesuksesan dunia yang fana. Biarkan Allah SWT, Rasulullah SAW, dan masyarakat yang melihat hasil pekerjaan kita sebagai guru. Semakin guru gigih mendidik, semoga semakin dekat dengan Allah SWT dan jadi penyebab ridha Allah SWT. Wallahu a'lam.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/01/13/o0uxpk313-hakikat-guru-sukses
Kamis, 31 Desember 2015
Inilah 7 Provinsi yang Hasil UKG-nya Diatas Rata-rata
Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diikuti oleh lebih dari 2,9 juta guru di Indonesia ternyata masih di bawah target standar kompetensi minimal (SKM) yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Mendikbud Anies Baswedan, rata-rata hasil UKG di seluruh Indonesia adalah 53,02.
Sabtu, 19 Desember 2015
2016 Harus Lulus Tes Ini. Baru Bisa Masuk Kuliah Jurusan Guru
on Saturday, 19 December 2015 Label: Pendidikan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) akan menerapkan tes bakat minat untuk penerimaan mahasiswa baru calon guru di lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK). Tes ini akan berlangsung pada tahun 2016
"Selama ini, rekrutmen mahasiswa untuk calon guru atau bukan kan sama saja," kata Direktur Pembelajaran, Ditjen Pembelajaran dan Mahasiswa, Kemenristek Dikti Dr. Paristyanti Nurwardani di sela "Lokakarya Instruktur Pendidikan Profesi Guru di LPTK" untuk tingkat Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) di Semarang.
Mulai tahun depan, kata Paristiyanti, rekrutmen calon mahasiswa untuk program pendidikan guru di LPTK akan ditambahi dengan tes minat dan bakat. Dengan begitu, akan terjaring calon guru yang benar-benar menjiwai perannya.
"Bagi calon mahasiswa program pendidikan guru yang tidak lolos tes minat dan bakat
akan diberikan kesempatan kembali untuk mendaftar. Kalau sampai dua kali ternyata tidak lulus, ya, sudah," imbuhnya.
Menurut Paristiyanti, penerapan tes minat dan bakat untuk calon mahasiswa khusus program pendidikan guru di LPTK merupakan salah satu hasil kesepakatan atas pertemuan Kemenristek Dikti dengan 17 pimpinan LPTK di Indonesia. Dia mengatakan, saat ini Kemristekdikti tengah fokus untuk melakukan revitalisasi LPTK-LPTK di Indonesia yang berjalan secara bertahap, yakni pada 2015 sudah dilakukan revitalisasi terhadap 17 LPTK.
"Pada tahun depan, 17 LPTK ini berhasil mengajak LPTK-LPTK yang lain untuk direvitalisasi. Jumlah total LPTK saat ini sebanyak 421 LPTK, terdiri atas 380 LPTK swasta dan 41 LPTK Negeri," tuturnya.
Paristiyanti menyebutkan, tes minat dan bakat untuk calon guru itu resmi diterapkan pada tahun ajaran baru mendatang, yakni September 2016 dan baru diterapkan di 47 LPTK, baik negeri maupun swasta.
"Ya, belum semua LPTK, memang. Namun, sudah ada beberapa LPTK swasta yang akan menerapkan. Jadi, tidak hanya yang negeri karena sebenarnya baik negeri maupun swasta kan untuk rakyat Indonesia," katanya
Sumber : news.okezone.com
Jumat, 18 Desember 2015
Daftar Pemenang Lomba Perpustakaan dan LSS Jenjang SD dan SMP Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2015
by Fajar BPTIKP | 03-12-2015 14:21 WIB | 699 Views | Kategori : Dikdas
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2015
A. Lomba Perpustakaan SD dan SMP
Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
NO | NAMA SEKOLAH | KAB/KOTA | KETERANGAN |
Jenjang SD | |||
1 | SDN Pati Kidul 01 | Kab. Pati | Juara I |
2 | SDN 1 Sambirata | Kab. Banyumas | Juara II |
3 | SDN Karangasem 04 | Kab. Batang | Juara III |
Jenjang SMP | |||
1 | SMPN 3 Salatiga | Kota Salatiga | Juara I |
2 | SMPN 1 Bojongsari | Kab. Purbalingga | Juara II |
3 | SMPN 1 Eromoko | Kab. Wonogiri | Juara III |
B. Lomba Sekolah Sehat (LSS) SD/MI dan SMP/MTs
Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
NO | NAMA SEKOLAH | KAB/KOTA | KETERANGAN |
Jenjang SD/MI | |||
1 | SD Negeri Locondong Kec. Rawalo | Kab. Banyumas | Juara I |
2 | SD Negeri 2 Wonokerto Kec. Sale | Kab. Rembang | Juara II |
3 | SD Negeri Jebeng Plampitan Kec. Sukoharjo | Kab. Wonosobo | Juara III |
Jenjang SMP/MTs | |||
1 | SMP Negeri 1 Cepogo Kec. Cepogo | Kab. Boyolali | Juara I |
2 | SMP Negeri 1 Kebumen Kec. Kebumen | Kab. Kebumen | Juara II |
3 | SMP Pius Cilacap Kec. Cilacap Selatan | Kab. Cilacap | Juara III |
Sumber : http://www.pdkjateng.go.id/main/read/1/dikdas/984/daftar-pemenang-lomba-perpustakaan-dan-lss-jenjang-sd-dan-smp-tingkat-provinsi-jawa-tengah-2015
Senin, 07 Desember 2015
Kurikulum Pendidikan Akan Berubah Lagi, Jadi Kurikulum Nasional
JAKARTA – Mendikbud Anies Baswedan berencana meluncurkan kurikulum bernama Kurikulum Nasional. Mendikbud sebelumnya, Mohammad Nuh membuat Kurikulum 2013 (K-13).
Kamis, 03 Desember 2015
KABAR GEMBIRA !! MENDIKBUD : GAJI HONORER AKAN DITETAPKAN MINIMAL RP. 2 JUTA
Rencana Mendikbud Anies Basweda memperbaiki upah guru honorer mendapatkan sambutan positif dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya. Lembaga naungan guru-guru ini mengajukan usulan agar para guru honorer mendapatkan gaji minimal Rp 2 juta per bulan.
Guru Profesional dan Indikatornya
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Undang-undang No. 23 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka pemerintah melakukan berbagai macam upaya guna mewujudkan amanat sebagaimana dimaksud, yaitu dengan meningkatkan Anggaran Pendidikan sebesar 20 % dalam APBN, mengeluarkan berbagai macam peraturan perundang-undangan terkait pendidikan, serta melaksanakan program sertifikasi bagi guru, pengawas dan dosen dengan tujuan untuk meningkatkan Profesionalisme mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)